Kreativitas Mahasiswa Unnes Ciptakan Gelita Pembaja: Gerakan Literasi Pembelajaran Bahasa Jawa Sebagai Kearifan Lokal

kali dibaca


Perkenalkan, kami dari mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang terdiri dari:
1. Septyana Candra Puspita ( S-1 PGSD),
2. Evi Vidiastutik Kondang (S-1 PGSD),
3. Arya Sukma Hardiansyah (S-1 PGSD),
4. Angkon Peristiwanto (S-1 PGSD),
5. Aisyiyah Kusumastuti (S-1 Bahasa dan Sastra Jawa) dan
6. Mas Alviyan Puji Ananto (S-1 PGSD)


Kami tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat tahun 2020 yang Lolos Pendanaan Ristek Dikti.


Program yang kami ciptakan yaitu Gerakan Literasi Pembelajaran Bahasa Jawa Sebagai Kearifan Lokal Di SDN BERINGIN 02 atau “Gelita Pembaja”. Program ini sedang dalam pelaksanaan dibawah bimbingan Susilo Tri Widodo, S.Pd, M.H (Dosen PGSD UNNES).


Inovasi ini muncul dari mata pelajaran bahasa Jawa sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal wajib di tingkat sekolah dasar hingga menengah atas.


Program ini kami terapkan di Sekolah Dasar Negeri Beringin 02 yang berlokasi di Jl. Raya Beringin No.99, Bringin, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, dengan jumlah guru dan staf sekolah yaitu sebelas orang, dan rata-rata siswa tiap kelas adalah 34 anak.


Kondisi di lingkungan SDN Beringin 02 cukup memprihatinkan, karena letaknya yang berada di kota dan dekat jalan tol, siswa kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia dalam komunikasi sehari-hari.


Kemudian, anak menganggap bahasa inggris lebih mudah dari pada bahasa Jawa. Apalagi dengan aksara Jawa, tari tradisional, sastra Jawa, dan tembang macapat, banyak siswa yang tidak terbiasa dikarenakan orang tua yang memang notabene dari lingkungan kota dan mengganggap bahasa Jawa adalah hal yang disepelekan dan dianggap kuno.



Padahal bahasa Jawa adalah salah satu kebudayaan atau identitas bahwa kita sebagai orang Jawa yang harus melestarikan budaya. Dengan kondisi seperti ini, sangat kecil harapannya siswa dapat tertarik untuk mempelajari bahasa Jawa.


Hal ini berpengaruh juga terhadap kelestarian bahasa Jawa tersebut. Kedepannya, bahasa Jawa bisa punah dan hanya menjadi sejarah. Dengan melihat fenomena yang seperti itu, sudah sepantasnya kita sebagai generasi penerus bangsa ikut melestarikan warisan budaya.


Kolaborasi antara kearifan budaya lokal dengan teknologi sangat diperlukan di tengah wabah covid-19 ini, dengan penerapan media pembelajaran berbasis teknologi maka anak akan tetap learning from home dengan antusias tanpa membosankan, sekaligus menumbuhkan karakter budaya Jawa melalui Gerakan Literasi Pembelajaran Bahasa Jawa.


Sebagai program yang mengajak untuk peduli dengan kearifan budaya bahasa Jawa, memaksimalkan kemampuan berliterasi sebagai seorang yang memiliki pendidikan dan pengoptimalan karakter sebagai orang Jawa.


Gerakan literasi ini harapannya menjadi gerakan yang mampu membentuk generasi penerus bangsa untuk peduli dengan keadaan budaya yang semakin luntur digerus teknologi sehingga budaya Jawa dapat lestari ditengah perubahan zaman.


Pelaksanaan Program ini akan terus berlanjut dan membawa perubahan bagi mitra terkait terutama dalam kondisi Pandemi Covid-19.


Tim Redaksi: Edukratif News

Previous Post Next Post