Kisah Inspiratif M. Shofa Ulul Azmi, Alumni Madrasah I’anatut Thalibin Cebolek Kidul Pati Desainer Logo Hari Santri Nasional 2021

kali dibaca

Edukratifnews/Inspirasi - Hai Sobat Edukratif, kali ini kita akan berbincang hangat dengan seorang santri yang merupakan desainer Logo Hari Santri Nasional 2021.


Mungkin sudah banyak yang mengenalnya, lantaran sudah banyak pula media yang membicarakan profil beliau.


Akan tetapi, buat kamu yang belum mengenalnya, akan mimin kasih tahu sekilas tentang profilnya.


Bernama lengkap M. Shofa Ulul Azmi, merupakan seorang santri kelahiran desa Cebolek Kidul kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati.


Sejak lulus Madrasah Ibtidaiyah (MI) I’anatut Thalibin Cebolek Kidul, pemuda yang akrab disapa Shofa itu memantapkan diri untuk melakukan perjalanan mondok ke pesantren di Jawa Timur.


Dari cerita yang dia berikan, sudah lebih dari 8 tahun hidupnya berada di pesantren jauh dari kampung halamannya.


Mungkin karena itulah warga desa tempat kelahirannya jarang mendengar namanya atau bahkan belum mengetahuinya sama sekali.


Nah, melalui kesempatan ini, tim redaksi Edukratifnews berkesempatan ngobrol langsung bersama Shofa di tengah kesibukannya.


Kali ini, Shofa akan bercerita tentang kisah inspiratifnya dibalik proses mendesain logo Hari Santri Nasional (HSN) 2021.


Langsung aja yuk kita simak obrolan serunya.

 

Assalamu’alaikum. Hai kak Shofa. Perkenalkan kami dari tim redaksi Edukratifnews.

Mau tanya nih, bagaimana awal mula kisah dibalik proses mendesain logo HSN 2021 ini?

Wa’alaikumsalam. Hai, salam kenal juga ya.

Ketika itu pada tanggal 12 September 2021, saya mendapatkan pesan WA dari seorang teman, sebut saja namanya Hilal (bukan nama samaran) desainer logo Hari Santri 2020.

Asik, meskipun hanya setahun sekali, tapi pesan singkat dari Hilal adalah yang saya nanti-nantikan. Dan benar, kami kembali dipercaya untuk mengerjakan logo Hari Santri.

Tapi masalahnya adalah, kami hanya diberi waktu satu malam saja. Apa-apaan ini..

 

Sama seperti yang diberitakan media yang lain ya kak, mirip kisah Bandung Bondowoso.

Kemudian apa yang kak Shofa lakukan berikutnya?

Iya memang, dalam waktu semalam ini saya harus berkarya maksimal.

Nah kemudian waktu itu pukul 19.00 WIB., saya yang belum sholat Isya’ itu, menerima briefing singkat dari Kemenag yang dikirimkan oleh Hilal.

“Santri Siaga Jiwa Raga” tema untuk Hari Santri tahun ini.

Menarik sekali, kosakata yang tidak asing, namun sangat unik. Dan sekali lagi dia menegaskan, besok pagi harus jadi.

 

Apakah kak Shofa menerima tawaran tersebut? Mengingat waktu yang diberikan sangat singkat.

Tentu saja saya terima, bahkan kami tertantang, dan kesempatan tidak datang dua kali.

Tapi orang macam apa yang akan mengerjakan logo nasional hanya dalam waktu semalam? Bandung Bondowoso pun menangis melihat ini.




Hehe lucu sekaligus menantang juga ya kak.

Bagaimana sih kak awal mula sampai bisa terlibat dalam pembuatan logo HSN?

Jadi ceritanya gini, gaes.

Tahun lalu, kami mendapat mandat langsung dari Kemenag untuk mengerjakan Logo Hari Santri 2020. Berawal dari Hilal yang mendapatkan tawaran, lalu dia mengajak saya untuk ikut terlibat. Teknisnya adalah; masing-masing dari kami membuat minimal satu logo untuk kemudian diserahkan kepada Kemenag untuk dipilih.

 

Kolaborasi kami terbilang unik, karena masing-masing dari kami mempunyai karakter yang berbeda dalam membuat visual. Hilal lebih teliti, dengan riset yang matang dan filosofi yang sangat brilian, berbeda dengan saya yang cenderung bar-bar dan “yang penting jadi”. Setidaknya dengan dua karakter yang berbeda ini, logo yang kami ciptakan memiliki variasi yang beragam, banyak opsi yang kami tawarkan, dan kesempatan untuk terpilih akan semakin besar.

Dan begitulah, kami bekerja secara LDR-an. Selain bekerja sama, kami juga berkompetisi. Team Work yang aneh memang. Tahun lalu, logo karya Hilal berhasil memikat pak Menteri. Mantab jaya.

 

 

Hmm begitu ya kak.

Kalau begitu tahun 2021 ini sepertinya menjadi giliran kak Shofa ya?

Yap benar sekali, tahun ini giliran saya menampilkan karya terbaik dari ilmu yang saya peroleh dalam dunia desain grafis.

 

Ceritain dong kak, gimana kisah seorang desainer seperti kak Shofa bisa mewujudkan karya besar dalam waktu semalam?

Waktu itu sekitar pukul 19.30 saya masih sibuk mencari referensi. Beberapa visual sempat menarik perhatian saya, namun rasanya masih kurang nendang. Tumben sekali, saya berinisiatif untuk menunaikan Sholat Isya’ dulu, padahal biasanya saya tunaikan menjelang tidur. Dan ternyata, inspirasi itu datang setelah Sholat.

 

“Siaga Jiwa Raga”, tiga kata ini sangat menarik. Benang merahnya adalah persis saat seseorang sedang sholat; bahwa saat sholat kita menyerahkan segenap jiwa raga kita kepada Tuhan, dengan sangat ikhlas dan pasrah. Oke, saya harus membuat logo yang memuat filosofi orang sholat. Bahkan jika perlu, logo ini harus memuat semua gerakan-gerakan sholat.

 

Pertama kali yang saya temukan adalah simbol gerakan sujud, lengkungan seperempat lingkaran dengan bulatan kecil diatasnya. Lalu selanjutnya simbol sholat dan semangat. Kemudian inspirasi itu mengalir begitu saja. Menarik, ternyata The Power of kepepet dimalam itu sangat membantu sekali.

 

Pukul 22.00 konsep mentah sudah saya dapatkan, tinggal coloring dan finishing. Saya perlu membuat identitas visual ini terlihat menarik, dengan warna-warni yang menggambarkan semangat dan kolaborasi santri untuk mengabdi kepada negeri dan ilahi robbi.

 

Wah merinding saya mendengarnya kak.

Terus Langkah berikutnya apa yang kak Shofa lakukan?

Waktu itu, saya dan Hilal intens berkordinasi lewat telfon. Kebetulan saat itu saya sedang tugas di Solo dan Hilal berada di Jogja. Selama hampir 2 jam kami telfonan, sudah seperti orang pacaran saja.

 

Dan Alhamdulillah, pukul 02.00 dini hari Logo dan seluruh kebutuhan presentasi sudah selesai. Cukup puas, meskipun beberapa hal terkesan sangat dipaksakan. Tentu saja, karena proses produksi yang hanya semalam memaksa adrenalin kami untuk bekerja diatas rata-rata. Bandung Bondowoso sekali..

Kemudian, kabar terpilihnya logo saya pun datang..

 

 

Wkwkwk, seru sekali ya kak.

Mimin jadi penasaran nih kak, gimana sih ceritanya seorang santri seperti kak Shofa bisa menjadi desainer?

Dulu saat saya masih nyantri di Langitan, Tuban, saya diajarkan para Kiai untuk tetap berkhidmah dengan apa yang telah dianugerahkan oleh Gusti Pengeran. Saya belajar desain secara otodidak disana. Saya bukan tipe santri yang ahli baca kitab, tirakat apalagi. Namun ternyata, Langitan memberikan saya sesuatu yang kelak akan mampu memberi kehidupan buat saya dan keluarga.

 

Lalu ketika saya nyantri di Nazzalal Furqoon, Salatiga, saya mendapatkan tambahan ilmu sosial dan apa itu yang disebut kolaborasi dan gotong royong. Istimewa sekali, ketika secara bersamaan dua ilmu itu berperan penting dalam proses perjalanan kreatif saya.

 

Saya sangat bersyukur sekali ketika mendapat kabar bahwa logo saya dipilih oleh Gus Yaqut, Menteri Agama. Kolaborasi adalah kunci. Namun lain daripada itu, kesempatan yang saya peroleh tahun ini adalah hadiah untuk para santri semuanya. Terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada para Kiai, keluarga dan teman-teman semua yang tidak pernah lupa memberikan saran dan bimbingan kepada saya.

 

Berarti peran orang-orang di pesantren memiliki andil yang penting bagi kak Shofa dalam meniti karir menjadi desainer ya?

Benar sekali. Dan juga saya rasa, insting kreatif ini saya peroleh dari Almarhum Bapak. Persis ketika dulu saya sekolah di I’anatut Thalibin, Desa Cebolek Kidul Margoyoso, Pati. Saya selalu tergila-gila dengan orang-orang kreatif, dan Bapak sangat mendukung minat saya.

 

Seperti kata pepatah ya kak, bahwa buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

Kemudian apakah ini semua kak Shofa raih dengan mudah?

Tentu saja tidak. Ada jalan Panjang yang harus saya lalui. Dulu, saya hanyalah mas-mas penyedia jasa edit foto biasa, yang sering menerima orderan harga teman. Tentu saja, prestasi saya masih kalah jauh dibanding pencapaian Mas Agus Mojok, yang pernah masuk TV berkat keahlian olah fotonya.

 

Proses memang tak menghianati hasil ya kak.

Oh iya, kasih pesan dan motivasi kepada pemuda khususnya buat pemuda desa Cebolek Kidul tempat kelahiran kak Shofa dong.

Buat para pemuda Indonesia khususnya pemuda desa Cebolek Kidul, berkhidmahlah kepada kelebihan dan passion yang telah diberikan Gusti Pengeran kepada kita. Artinya adalah; bahwa semangat dan fokus dengan tujuan kita adalah sebuah keniscayaan. Untuk teman-teman yang punya minat desain grafis, tetap semangat dan kreatif.

 

“Sedikit lebih beda itu lebih baik daripada sedikit lebih baik.” Shofa, 2021.

 

Wah quote yang sangat menginspirasi kak, mimin merasa banyak ilmu yang didapat dari obrolan ini.

Terimakasih ya kak atas waktu dan ilmu yang telah diberikan. Semoga sukses selalu.

Terimakasih juga. Semoga sukses untuk semuanya. Amin.

Selamat Hari Santri, selamat mewarnai negeri..

 

Salam hangat,

M. Shofa Ulul Azmi

Desainer Logo Hari Santri 2021, Santri Langitan dan Nazzalal Furqoon.

 

Tim redaksi: Edukratifnews




Previous Post Next Post