Program Kartu Prakerja Indonesia Peroleh Apresiasi Dari UNESCO

kali dibaca

EdukratifNews.com - Program kartu prakerja, sebuah inovasi Indonesia yang diluncurkan sehari setelah pembatasan mobilitas masyarakat 26 bulan lalu, mendapat sambutan positif dalam International Conference on Adult Education ke-7 (Confintea VII) di Maroko, yang diikuti Negara-negara anggota UNESCO, Jumat pekan lalu (15-17/06/2022).


Langkah strategis pemerintah Indonesia menjawab tantangan peningkatan kompetensi, produktivitas, daya saing dan pengembangan kewirausahaan yang terintegrasi dengan skema perlindungan sosial, merupakan inovasi yang positif.


Lewat transformasi digital, program kartu prakerja terbukti berhasil menjadi salah satu penyokong masyarakat di masa pandemi Covid-19.


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mendapat kehormatan untuk memaparkan program kartu prakerja pada sesi utama panel ke-4 dengan tema Preparing Adults For The Future, kepada para panelis secara daring.


Presentasi yang dipaparkan Airlangga, ditanggapi dengan baik oleh para perwakilan dari lembaga internasional serta pemimpin internasional dari pembuat kebijakan pendidikan orang dewasa di seluruh dunia.


Program kartu prakerja yang dipresentasikan, telah diteliti secara independen, baik oleh peneliti nasional maupun internasional, seperti Bank Dunia, United Nations Development Programme (UNDP dan The Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab Southeast Asia (J-PAL SEA). Para peneliti tersebut menilai, program kartu prakerja memiliki konsistensi yang positif.


Airlangga menjelaskan, sebagai program bantuan tunai bersyarat, Kartu Prakerja tidak hanya membantu pekerja terkena PHK dan memberi mereka kesempatan untuk meningkatkan keterampilan sebelum kembali bekerja, tapi secara umum juga membantu menciptakan wirausaha.


Insentif yang diberikan setelah mereka menyelesaikan pelatihan, terbukti justru memperkuat daya beli mereka di masa pandemi, karena mayoritas mereka menggunakannya untuk membeli bahan makanan.


"Ada sekitar 12,8 juta lebih penerima kartu prakerja yang telah terlayani selama 26 bulan pelaksanaan program dan masih berlanjut hingga saat ini. Dimana semuanya dapat diselesaikan melalui smartphone," kata Airlangga.


Menanggapi pemaparan yang disampaikan Menko Airlangga, Menteri Pendidikan Kepulauan Solomon, Lanelle Olandrea Tanangada mengungkapkan program ini sangat menarik untuk diterapkan di Kepulauan Solomon.


"Program ini menghasilkan rincian spesifik atas persentase berbagai kelompok masyarakat, dan hal ini akan membantu kami mengidentifikasi masyarakat secara individu, tidak hanya di sektor formal, tapi juga mereka yang telah bekerja di sektor lain,” ujarnya.


Sementara itu, Dr Niamh O'Reilly, CEO AONTAS, Organisasi Pembelajaran Orang Dewasa Nasional Irlandia, mengatakan program kartu Prakerja telah menjawab tantangan partisipasi pendidikan yang spesifik terhadap kelompok yang terpinggirkan. Program ini menggabungkan tujuan pendidikan, keuangan dan inklusi sosial tanpa mengorbankan kebebasan individu peserta belajar.


"Program ini mampu menghadirkan partisipasi penuh dari mereka yang tidak pernah menghadiri pelatihan, memungkinkan individu untuk mengidentifikasi pilihan pendidikan yang sesuai terkait dengan peluang kerja potensial, sambil mendorong partisipasi melalui dukungan moneter yang mempromosikan literasi keuangan,” katanya.


Pada kesempatan terpisah, Direktur UIL UNESCO, Dr David Atchoarena mengatakan UNESCO menyambut baik partisipasi Indonesia dalam ajang Confintea. Melalui berbagai inisiatif yang dilakukan Indonesia di berbagai bidang, termasuk pendidikan dan pelatihan di G-20.


"Sangat menarik bagi kita untuk mempelajari apa yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam mengembangkan program skala besar. Khususnya dalam menjawab tantangan yang dihadapi terkait dampak Covid-19 terhadap pasar tenaga kerja, pekerja, dan ekonomi di Indonesia secara umum, dengan Kartu Prakerja. Negara-negara anggota dapat mengacu pada pengalaman Indonesia untuk lebih memperkuat kebijakan dan keterlibatan mereka dalam pendidikan sebagai dasar SGD 4,” papar David.


Pada kesempatan terpisah, Direktur UIL UNESCO, Dr David Atchoarena mengatakan UNESCO menyambut baik partisipasi Indonesia dalam ajang Confintea. Melalui berbagai inisiatif yang dilakukan Indonesia di berbagai bidang, termasuk pendidikan dan pelatihan di G-20.


Sumber: beritasatu.com


Edukratif News - Good News for Better Life


Pasang Iklan: Klik Disini

Previous Post Next Post