Bedah Final MPL Indonesia Season 6

kali dibaca


Bagaimana prediksimu jika dalam sebuah pertandingan grand final mempertemukan juara bertahan melawan kuda hitam?


Mayoritas pasti menjagokan juara bertahan kembali merebut tahtanya.


Seperti halnya pada grand final Mobile Legends Professional League Indonesia Season 6 (MPL ID S6) yang mempertemukan juara bertahan RRQ bertemu dengan sang kuda hitam Alter Ego.


Banyak yang memprediksi bahwa RRQ lah yang pasti juara.


Tapi faktanya tidak semudah itu.


Grand Final MPL ID S6 terlalu klise jika hanya menyimpulkan juara bertahan tanpa perlawanan kuda hitam.


Faktanya Grand Final MPL ID S6 telah berhasil membolak-balikkan asumsi, opini, dan analisis dari para pengamat pertandingan.


Tak tanggung-tanggung, banyak streamer bolak-balik harus menelan ludahnya lantaran terlalu buru-buru dalam mengambil keputusan bahwa pertandingan sudah berakhir.


RRQ sebagai juara bertahan dan Alter Ego sebagai sang kuda hitam mampu membuktikan bahwa di grand final prediksi tidak bisa diputuskan dengan mudah.


Bagaimana kedua tim bermain hingga mampu membuat prediksi tak mudah ditebak? Berikut adalah ulasannya.


Bedah Final MPL Indonesia Season 6 Match 5


1 Pertaruhan First Pick
Ada yang menarik saat First Pick dimana kedua tim melepas 2 hero yang sejak awal sudah menjadi langganan banned yaitu Uranus dan Barats.


Uranus dan Barats dikenal sebagai hero multi posisi. Keduanya mampu memposisikan diri sebagai tank yang kuat sekaligus bisa menjadi fighter yang berbahaya.


Aneh memang, kenapa RRQ dan AE melepas keduanya.


Tapi menurut analisa penulis, kedua tim sepertinya sedang melakukan pertaruhan.


Ketika first pick diambil oleh RRQ, mereka harus memutuskan memilih salah satu hero, tentunya dengan konsekuensi masing-masing.


Benar saja, first pick RRQ memilih Uranus, dan tanpa pikir panjangpun AE memilih Barats.


Tentunya ada yang benar-benar dipersiapkan dari kedua tim untuk me-counter kedua hero tersebut.


Meskipun begitu, Uranus dan Barats adalah 2 hero yang mampu bertahan hingga akhir disaat teman 1 tim ter-takedown.


2. Ketahanan Fisik dan Mental
Menjelang grand final berlangsung, RRQ lebih diuntungkan dengan masa rehat yang lebih lama dibandingkan AE.


Hal tersebut menjadi keuntungan bagi RRQ untuk memulihkan stamina dan mempersiapkan mental dan fisik lebih prima.


Lantas apakah ini berpengaruh terhadap AE?


Harusnya sih iya.


Tapi selama pertandingan berlangsung, sungguh diluar dugaan. AE tak menunjukkan sedikitpun rasa lelahnya.


Terbukti AE mampu mengimbangi permainan RRQ hingga memaksa harus berjalan ke pertandingan ke 5 sebagai penentuan juara.


Bahkan lebih mengejutkannya lagi, RRQ Kingdom (julukan bagi fans RRQ –red) seakan dibuat merasakan kelelahan fisik dan mental meskipun hanya dengan menonton pertandingan.


3. Adu META
Most Effective Tactic Available atau dikenal dengan istilah META adalah sebuah strategi dalam game yang dianggap paling efektif saat ini.


META juga berlaku di Mobile Legends, malah ini yang mungkin menjadi hal paling krusial dibicarakan untuk persiapan pertandingan.


Dilihat dari sudut pandang public, META yang digunakan RRQ dan AE saat grand final terbilang sangat over power (OP).


Kita lihat dari AE yang menggunakan META dengan Roger sebagai hyper carry yang ditopang dengan hero tank dan fighter super kuat dan dua hero Mage dengan damage yang besar.


Sementara RRQ, memiliki META yang menurut Edukratif terbilang sangat beresiko tapi juga memilki kekuatan menyerang yang sangat kuat.


META dari RRQ tersebut yaitu dengan menurunkan 2 hero Marksman. Edukratif melihat, ini adalah pertarungan META Marskman dengan Mage.


Jika Sobat Edu melakukan solo rank, mungkin sering melihat META yang digunakan yaitu Hyper Carry dengan full cover dari Tank dan Support, dengan menempatkan offilaner di area sidelane.


Jika ada 2 hero dengan tipe yang sama, ancaman toxic akan keluar dari para player solo rank.


Kita kembali di META grand final. Pertarungan Marskman (MM) dengan Mage, siapa yang lebih kuat?


Hampir disetiap war grandfinal saat RRQ melawan AE, MM dan Mage menjadi kontestan utama yang menciptakan damage kepada masing-masing lawan.


RRQ dengan MM nya yaitu Yi Sun-shin dan Wanwan sementara AE dengan Mage nya yaitu Pharsa dan Valir selalu memiliki peran utama di setiap war.


Hingga beberapa kali kedua tim malah menggunakan hero META tersebut sebagai garda terakhir pertahanan, bukannya Tank.


Beranikah kamu mencobanya di solo rank?


4. Dampak Lord dan Minion
Menurut Sobat Edu, mana yang paling krusial, Lord atau Minion?


Apapun yang dipilih, kalian pasti setuju jika keduanya mempunyai peran krusial di setiap pertandingan Mobile Legends.


Akan tetapi lagi-lagi hal mengejutkan terjadi di grand final MPL ID S6 ini, dimana Lord hampir tidak memiliki peran krusialnya sama sekali.


Sepanjang pertandingan dari early, mid, hingga late game Lord tersebut tak ubahnya hanya sebagai pemuas hero demi meningkatkan Exp dan Coin.


Beberapa kali tercatat RRQ berhasil mendapatkan Lord. Tetapi setelah itu tidak seperti yang biasa kita lihat di pertandingan Mobile Legends pada umumnya.


Sesaat setelah Lord, penguasa Lord pasti mundur semua dan maju bersama Lord. Dan ini tidak sekalipun bisa dilakukan RRQ saat menghadapi AE.


Dengan begitu bar-bar AE tak membiarkan RRQ melenggang bebas setelah menguasai Lord.


RRQ ditekan habis-habisan hingga memaksa beberapa hero harus tumbang, dan membiarkan Lord tanpa kawalan yang berarti memudahkan AE menghentikan langkah Lord sebelum menyentuh Turet terakhir milik AE.


Kejadian tersebut terjadi berulang.


Bisa dibayangkan, bagaimana perasaan Lord. Dia yang seringkali menjadi kunci jalan kemenangan, tetapi di grand final MPL ID S6 membuat Lord menjadi peran figuran.


5. Arena Immortal dan Winter Truncheon
Kejadian saat memasuki late game dimana masing-masing tim saling bergantian menyerang turret yang menyisakan 1 milik RRQ dan 1 milik AE, menjadi moment yang mungkin takkan terlupakan disepanjang sejarah MPL.


Saat inilah banyak para streamer, fans dan mungkin bahkan seluruh penonton di dunia, berungkali berkata bahwa game sudah selesai.Juga mungkin berungkali berkata bahwa turret sudah tidak mungkin lagi dipertahankan.


Sesaat ketika mereka berkata demikian, seketika itu pula 2 item pamungkas menunjukkan sihirnya: Immortal dan Winter Truncheon.


Semua mata dibuat tercengang dengan aksi yang memperlihatkan adu kedua item tersebut.


Immortal dengan sihirnya yang mampu menghidupkan kembali hero setelah kematian, meskipun hanya mengembalikan sekian persen darah, ini sudah cukup menjadi pertahanan yang merepotkan bagi kubu lawan.


Sedangkan Winter Truncheon dengan timing yang tepat saat digunakan, mampu membuat lawan tak bisa menyentuh hero tersebut sedikitpun.


Meskipun Winter Truncheon hanya aktif beberapa detik, tapi ini sudah lebih dari cukup untuk melindungi hero, bahkan bisa menjadikan moment serangan balik yang sangat cepat.


Itulah ulasan dari Grand Final MPL ID S6 yang Edukratif rangkum.


Baik RRQ maupun AE, kedua tim mampu membuktikan bahwa grand final adalah pembuktian bahwa mereka layak disebut juara.


Tim Redaksi: Edukratif News

Previous Post Next Post