Menyambut Kebangkitan Sastra Pantura, Kobar Baca Adakan Acara Kumpul Bareng

kali dibaca


Tepat pada malam Minggu (21/10) bertempat di Kedai Kobar Baca, Dukuhseti, Pati, diadakan acara kumpul bareng untuk membedah buku Antologi Puisi “boeng” yang sempat dilombakan di even Kemah Sastra Kudus 2020. Acara yang diberi nama bertu-toer tentang bung muncul dari bagian rangkaian Kemah Sastra Kudus. Kegiatan dari Jagong Sastra yang telah diadakan setiap satu bulan sekali di Rumah Air Mata.


Kegiatan bertu-toer sendiri sudah diadakan sejak Juli, sekaligus mengadakan kelas menulis. Puncak dari hasil kelas menulis dipresentasikan di Kemah Sastra Kudus. Sebanyak 47 penyair muda datang berkumpul mulai dari Pati, Kudus, Semarang, Kendal, Madura, sampai Jakarta. Bersama-sama menyalurkan puisi ke KSK 2020.


Menurut pengakuan Junaidi, pihak pengelola Kedai Kobar Baca. Diadakannya bertu-toer tentang boeng, bertujuan untuk membentuk wajah buku sebagai tafsir peristiwa (proses re-generasi) dalam arti, bergulirnya tiga periode sastrawan. Jun berujar, “Buku boeng sebagai peristiwa. Yakni, peristiwa re-generasi para sastrawan dari satu periode, ke periode yang lain,”


Sementara “bertu-toer” maknanya, boeng mendapatkan tuturan kritik dan saran dari berbagai elemen masyarakat. Sehingga untuk tahun depan tetap terus ada gerakan sekaligus sebagai wadah pengumpulan bahan evaluasi yang dapat memperbaiki kualitas teknis penulisan bagi para peserta. “Yang ikut serta bebas. Semua boleh berpartisipasi dan belajar. Seperti pelecut bagi anak muda, menyalurkan pendapat dan karyanya supaya lebih berani berkarya juga term literasi,” lanjut Junaidi.


Tanggapan dari masyarakat awam termasuk positif. Ditambah dengan Kedai Kobar Baca yang sudah menampilkan keramahan untuk urusan literasi dan sarana diskusi. Salah satu lembaga pers siswa Madrasah setempat, bahkan beberapa kali sudah menjadi langganan untuk mengadakan kegiatan di Kedai Kobar Baca. Selain itu, warga setempat, hingga tokoh masyarakat turut hadir di bertu-toer tentang boeng.


Pengalaman di Kemah Sastra Kudus 2020 telah membuat para penulis muda diajarkan teknis penulisan dengan sangat baik. Penyampaian gagasan, ide, dan unek-unek. Memahami banyak hal tentang puisi, dan banyak yang lain.


Berbicara mengenai pengalaman yang didapat para peserta di Kemah Sastra Kudus (KSK) 2020, Junaidi menambahkan, “Cara membedah dari pihak KSK lewat teori kritik sastra yang kompleks. Puisi para sastrawan diapresiasi lewat cara tematik, dan ide-ide yang liar. Peserta difasilitasi untuk membuat puisi, diberikan wewenang mengirim hasil karya, kemudian dikritik mana yang kurang direvisi. Antologi puisi dibedah sampai puisi benar-benar jadi sebuah sajian yang komplit dan enak,”


Sementara untuk kegiatan Kemah sendiri, belum sempat diadakan akibat pandemi Covid 19. Tapi secara bimbingan, pihak KSK 2020 sudah memberi fasilitas dengan sangat bagus. Dari hasil acara bertu-toer tentang boeng meminta para sastrawan untuk membalas proses berkarya di KSK 2020 lewat karya yang akan diudarakan lagi pada masa mendatang.


Buku Antologi Puisi boeng digarap oleh semua anak-anak muda. Sastrawan muda Pati terutama, diharapkan mengadakan semacam kelas menulis dan menghasilkan karya. Turut aktif dan ikut serta dalam upaya kebangkitan Sastra Pantura.


Tim Redaksi: Edukratif News

Previous Post Next Post