Pornografi Menurunkan Fungsi Otak dan Menghambat Prestasi

kali dibaca


Oleh: Wahyu Adi Pamungkas

(Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung) 


Artikel - Di era globalisasi ini, kemudahan dalam mengakes berbagai hal di internet dapat dirasakan oleh semua kalangan, terutama para remaja.


Walau begitu, apa saja yang dapat diakses tak dapat dipantau penuh lagi oleh pemerintah, salah satunya yaitu Pornografi.


Berdasarkan UU No.44 Tahun 2008, Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan,suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau dimana yang awalnya hanya sekedar melihat saja, hingga merasa ketagihan hingga memiliki rasa ketergantungan terhadap pornografi.


Awalnya, ketika pertamakali melihat konten berunsur porno, seseorang akan merasakan perasaan jijik, hal ini dikarenakan manusia memiliki sistem limbik.


Sistem limbik adalah bagian otak yang sangat berperan dalam pembentukan tingkah laku emosi (marah, taktit, dorongan seksual).



Sistem limbik terdiri dari amigdala, septum, hipotalamus, talamus, dan hipokampus. Sama halnya dengan narkoba, kecanduan terhadap pornografi juga dapat mengakibatkan kerusakan otak yang cukup parah, tidak hanya bagi para remaja, namun juga bagi orang dewasa. hingga anak kecil.


Bagian otak yang diserang ialah Pre Frontal Korteks (PFC), bagian otak ini akan rusak dan mengecil dikarenakan rasa ketagihan akibat menonton pornografi.


Bagian ini sangatlah penting bagi manusia, karena PFC adalah bagian dari otak depan yang hanya dimiliki oleh manusia yang menyebabkan manusia memiliki etika jika dibandingkan binatang.


Ketika seseorang menonton pornografi untuk pertamakalinya dan merasa jijik akan hal itu, sistem limbik akan mengeluarkan hormon dopamine yang berfungsi untuk menenangkan otak.


Walau begitu, disisi lain, dopamin juga akan memberi rasa senang, bahagia dan juga ketagihan. Dopamin yang terlalu sering mengalir ke arah PFC akan membuat PFC menjadi tidak aktif karena terendam dopamin.


Semakin banyak dopamin yang dialirkan, semakin tinggi pula rasa penasaran dan kecanduan seseorang untuk melihat pornografi, namun hasratnya lama kelamaan akan semakin tinggi, mulai dari menonton yang lebih vulgar, hingga yang lebih ekstrim. 



PFC yang terus menerus dibanjiri dopamine ini lama kelamaan akan mengecil dan mengkerut, yang membuat fungsi dari bagian otak ini akan semakin tidak aktif.


Hal inilah yang menyebabkan para generasi muda bangsa yang ketagihan dalam menonton video porno akan mengalami penurunan prestasi dikarenakan kinerja otak mereka menurun. 


Selain itu, kerusakan dalam otak tersebut akan menimbulkan turunnya pengendalian diri atau biasa disebut self-control seseorang.


Menurut Ahli Bedah Saraf Rumah Sakit San Antonio, Amerika Serikat, Donald L. Hilton, ia mengatakan bahwa kerusakan otak akibat kecanduan pornografi bahkan lebih berat dibandingkan dengan kecanduan lainnya. 


Tidak seperti adiksi lainnya, kecanduan pornografi tidak hanya memengaruhi fungsi luhur otak, tetapi juga merangsang tubuh, fisik, dan emosi, serta diikuti dengan perilaku seksual.


Hal ini juga yang menjadi salah satu faktor utama seseorang menjadi LGBT, dikarenakan hasrat seksusal mereka yang sudah tak tertahan namun dalam lingkup sosialnya, ia tak memiliki pasangan yang ia anggap bisa memuaskan hasrat seksualnya, yang pada akhirnya menjerumuskan dia dalam hubungan sesama jenis.


Kerugian yang dirasakan oleh para pecandu pornografi seperti:

- Jalur komunikasi otak terganggu karena penyusutan PFC tadi menyebabkan emosi yang tak dapat dikontrol, pemusatan perhatian, pergerakan, kecerdasan, dan pengambilan keputusan.


- Mencotohi perilaku yang ada dalam tayangan pornografi


- Dalam beberapa kasus, anak-anak akan merasa cemas dan sedih karena hasrat seksual mereka tak dapat dicapai secara langsung. Ada juga yang akan merasa jijik, syok, malu, marah, hingga takut karena mereka terlalu dini untuk mempelajari hal-hal tersebut


- Sulit bersosial dikarenakan fungsi kesenangan yang berada diotaknya sudah berbeda dengan teman-temannya


- Cenderung berperilaku kasar, hal ini dikarenakan mereka yang sudah kecanduan pornografi cenderung menganggap pasangannya semata-mata hanyalah objek seksual mereka.


Dalam hal ini, pentingnya peran dari orang terdekat, yaitu orang tua dalam mengarahkan anak ke arah yang lebih baik dan dapat terhindar dari bahaya pornografi.


Hal yang dapat dilakukan yaitu memberikan perhatian, kasih sayang, penghargaan/mengapresiasi atas apa yang dicapai oleh anak, dan mengenali teman dan lingkungan pergaulannya. 


Hal lain yang dapat dilakukan bagi si pengidap agar terlepas dari ketagihan dalam menonton pornografi ialah mulai menjauhi konten-konten yang berbau pornografi, mulailah hidup secara sehat dengan cara menjadi pribadi yang lebih terbuka, menumbuhkan jiwa sosial, dan aktif dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.(*)


Sumber: wowbabel.com


Pasang Iklan: Klik Disini

Previous Post Next Post