Kurban 1443 H, Tetap Berkah, KKN MMK Desa Mlandi UIN Walisongo Semarang Berkolaborasi Dengan Dompet Dhuafa Jawa Tengah Untuk Mengenal Gejala PMK Dan Cara Mengatasinya

kali dibaca

Mlandi, Wonosobo -. Hari Raya Kurban 1443 H kali ini sangat menarik, karena tahun ini, tim KKN Mandiri Misi Khusus Desa Mlandi UIN Walisongo Semarang berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa Jawa Tengah membuat Kajian yang bertajuk “ Kurban Berkah, Tetap aman ditengah Wabah”.


Tim KKN Mandiri Misi Khusus Desa Mlandi UIN Walisongo Semarang, mengawali pengabdian dengan melakukan sowan (Silaturahmi) kepada para tokoh-tokoh masyarakat Desa Mlandi, Wonosobo. Kemudian berinisiatif untuk berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa Jawa Tengah dengan melakukan kajian kurban 1443 H.


Kajian Kurban 1443 H dilakukan pada Senin, 4 Juli 2022 melalui media live Instagram bertujuan untuk mengedukasi serta mengajak pengguna sosial media dari berbagai kalangan untuk melaksanakan ibadah kurban atau lebih akrab dikenal menyembelih/ mengalirkan darah hewan ternak di 10 Dzulhijjah sampai tanggal 13 Dzulhijjah. Walau ditengah wabah PMK yang merajalela pada hewan ternak di Indonesia, Dompet Dhuafa Jawa tengah  mencoba mengajak masyarakat untuk kurban yang berkah lagi aman, dengan menerapkan Quality Control yang ketat terhadap hewan yang dikurbankan.


Kajian Senin sore ini diisi Oleh Arif Fajar Hidayat selaku Manajer sentra DD Farms Jawa Tengah dan dimoderatori oleh Diana Fauziah, Ketua SEMA Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang, menjelaskan dengan ringkas jelas padat tentang serba serbi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak .


Beliau menjelaskan bahwasannya PMK ini wabah yang melanda hewan ternak, termasuk sapi, kambing dan sejenisnya, dan yang perlu digaris bawahi bahwasanya wabah virus PMK ini tidak menular pada manusia.


Wabah PMK ini menjadi perhatian utama kita semua, dalam menyambut Idul Adha 1443 H agar kurban kali ini tetap berkah dan aman ditengah wabah. Menurut Fatwa MUI No.32 tahun 2022 “Bahwasannya hewan ternak bergejala ringan seperti tidak pincang, tidak kurus masih Sah untuk dijadikan hewan kurban”. 


Dan ciri-ciri PMK dengan gejala berat adanya air liur berlebihan, luka pada kepala, tulang kaki bagian bawah dan jeroan. Dan disimpulkan jika pada tanggal 10 Dzulhijjah sampai 13 Dzulhijjah, hewan-hewan ternak yang masih mengalami gejala berat atau belum sembuh total, disarankan untuk disembelih sampai hewan itu sembuh. Walaupun melewati hari-hari dianjurkan berkurban (tasyrik), tetap dianggap sah untuk disembelih sebagai sedekah untuk bersama.


Dan pada saat wabah PMK kali ini, terkait penyembelihan kurban, kita mengacu pada Surat edaran Menteri pertanian ; No.3/SE/PK300, tentang pelaksanaan kurban dan pemotongan hewan kurban. Yang dimana menekankan bahwa penyembelihan hewan kurban harus sesuai dengan surat edaran yang ditetapkan, sangat disarankan penyembelihan di Rumah penyembelihan Hewan (RPH) atau di sentra-sentra peternakan karena sudah tersedia  peralatan peralatan yang higienis. 


Serta yang perlu diperhatikan, bagi yang menyembelih selain di RPH atau pun sentra-sentra pemotongan, harus memenuhi beberapa syarat yakni, adanya tempat pemotongan, tempat pembakaran, dan yang terpenting tempat perebusan dikarenakan jeroan dari hewan ternak sebelum dibagikan sangat dianjurkan untuk direbus tiga puluh menit terlebih dahulu agar tetap aman untuk dibagikan. Dan untuk pembagian daging kurban harus menggunakan wadah yang tidak menetes, karena salah satu penularan wabah PMK melalui cairan, sehingga harus diperhatikan ketika pembagian daging kurban.


Menurut Solikha Amalia, divisi Kesehatan KKN MMK Desa Mlandi UIN Walisongo Semarang, mengungkapkan “Kajian kurban  kali ini, terlebih dalam mengenal wabah PMK ini, sangat bermanfaat lagi dibutuhkan oleh kita semua, agar kurban kita pada tahun ini lebih berkah dan terlepas dari wabah PMK”.


Kajian ini akhir sekaligus penutup untuk mengenal serba serbi Idul Adha 1443 H, dan diharapkan edukasi mengenal melalui platform live instagram bisa  membutat masyarakat jadi lebih paham dan berhati-hati dalam memilih hewan yang aman untuk dikurbankan.

  

Penulis:
Yandi Pratama
(Tim KKN Mandiri Misi Khusus Desa Mlandi UIN Walisongo Semarang)


Dokumentasi kegiatan:





Edukratif News - Good News for Better Life


Pasang Iklan: Klik Disini

Previous Post Next Post