Logo Hari Santri Nasional 2022 Versi AISNU Makna dan Filosofi

kali dibaca


Inpsirasi - Pada peringatan Hari Santri Nasional 2022, aisnu kembali merilis logo untuk meramaikan hari santri 2022.


Logo ini didesain oleh Hilal Nasrullah salah seorang santri asal Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta.


Hilal Nasrullah sebelumnya juga yang membuat logo hari santri tahun 2021 bersama dengan Muhammad Shofa Ulul Azmi santri alumni dari Pondok Pesantren Langitan Tuban.


Logo hari santri 2022 hasil kreasi Hilal Nasrullah ini cukup unik dengan mengambil tema santri in every universe.



Dalam logo tersebut mengambil 3 landasan atau filosofi yakni, bergerak, bertumbuh, dan bermetamorfosis.


Berikut adalah makna dan filosofi Logo Hari Santri Nasional 2022 Versi AISNU


1. Bergerak seperti kincir angin

Kincir angin disimbolkan sebagai sebuah pergerakan yang dapat menghasilkan daya dan membangkitkan energi.


Dua buah kincir direpresentasikan sebagai dua buah pergerakan, yaitu pergerakan raga (lahiriyah) dan pergerakan jiwa (batiniyah).



Sehingga apabila kedua pergerakan tersebut bersinergi akan menghasilkan daya dan membangkitkan energi yang besar.


Pergerakan lahiriyah dan batiniyah santri adalah suatu wujud keaktifan, ketertiban, dan kedisiplinan santri dalam mendarmabaktikan hidupnya untuk agama, bangsa, dan negara.


2. Ikhtiar lahir dan batin

Usaha tanpa doa adalah sombong, doa tanpa usaha adalah sia-sia, gerak raga dan gerak jiwa tidak akan terpisah dan haris bersinergi karena jika kuat di hati tidak berkarya atau berkarya tidak didasari hati tidak akan mampu memberikan dampak yang besar.



Selain itu, ada anjuran bergeraklah, karena di dalam pergerakan ada keberkahan. Keberkahan disimbolkan dengan tetesan air, karena berkah itu meskipun sedikit tapi akan bermanfaat.


Dalam logo tersebut juga mengandung makna memelihara (menjaga) nilai atau ajaran lama yang baik dan mengambil nilai atau ajaran baru yang lebih baik.


3. Terbuka dan tegak berdiri

Berpikir secara terbuka (open minded) terhadap ide, gagasan, dan mengambil nilai atau ajaran baru yang lebih baik sesuai dengan perkembangan zaman.



Menjaga, memelihara, melestarikan, mempertahankan, mewarisi tradisi nilai atau ajaran lama yang masih baik agar tidak hilang ditelan zaman.


4. Iso opo wae, opo wae iso (bisa apa saja, apa saja bisa)

Seperti sebuah pohon yang bisa tumbuh dengan banyak ranting, dengan segala kemampuannya kini santri juga telah berubah dan bisa merambah ke berbagai bidang profesi.


Tidak hanya ilmu keagamaan, tapi juga bisa menguasai bidang ilmu lainnya.



5. Ilmu agama menjadi pondasi utama

Santri tidaklah melupakan tugas utama yaitu menjaga agama, seperti batang pohon yang kuat mengakar jadi pondasi dan pilar santri menjadikan ilmu agama sebagai pondasi utama keilmuan dan selalu mengedepankan nilai agama dalam setiap perilakunya.


6. Man arafa nafsahu arafa rabbahu

Seperti sebuah tetesan air yang berwarna sama dengan batang pohon, santri tidaklah lupa akan warna aslinya (jati diri), kemana pun pergi dan jadi apapun nanti meski ada di belahan dunia lain santri senantiasa mengenali diri.



7. Bermetamorfosa seperti kupu kupu

Pesantren adalah sarana santri untuk bermetamorfosis berproses, bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.


Setelah siap, santri layaknya kupu-kupu yang keluar dari kepompong, terbang bebas ke dunia luar.



Seperti kupu-kupu yang mempunyai corak dan warna sayap berbeda-beda santri juga bisa berkontribusi, berkarya dan berkhidmah sesuai dengan kemampuanya dalam bidang dan keilmuan yang dikuasainya.


Edukratif News - Good News for Better Life


Pasang Iklan: Klik Disini

Previous Post Next Post