Menjadi Perempuan Merdeka

kali dibaca

Penulis: Siti Zumrotun Nikmah, (Alumni Mansajul Ulum, 2009)
Terbit di: Kolom Jum'at Redaksi EM-YU
Jum’at, 27 Agustus 2021 


Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia mempunyai makna penting bagi kita semua. Termasuk bagi kaum perempuan. Di bulan Agustus ini bisa dipastikan semua orang, semua kalangan sedang memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia. Mulai dari anak sekolah, pejabat, laki-laki dan perempuan, semuanya sedang berpesta memperingati hari Kemerdekaan Indonesia.


Sang merah putih berkibar di seluruh penjuru negeri. Dari gang-gang sempit kampung hingga gedung pencakar langit. Dari pesisir pantai hingga puncak gunung. Lalu, apa makna merdeka yang sesunggguhnya, khususnya bagi perempuan?


Kemerdekaan bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi perempuan bukanlah sekadar merdeka dari penjajahan dan bebas eksploitasi dari negara asing saja. Merdeka sesungguhnya memiliki makna yang luas.


Merdeka bagi perempuan sesungguhnya adalah kemampuan untuk berdaulat atas diri sendiri, berdaulat atas tubuhnya sendiri.


Perempuan yang merdeka adalah perempuan yang memiliki kebebasan mengemukakan pendapat tanpa takut menerima ancaman ataupun diskriminasi, kebebasan untuk menentukan masa depan tanpa harus ada paksaan dari kanan-kiri, kebebasan untuk mendapatkan kesempatan yang baik dalam mengembangkan diri, kebebasan untuk meraih kesempatan untuk mendapatkan pendidikan terbaik, merdeka dalam memilih pasangan hidup terbaik hingga merdeka dari tuntutan sosial di sekitarnya.


Pun negara yang merdeka adalah negara yang mampu menjamin dan memberikan hak warganya, khususnya perempuan, untuk berdaulat atas dirinya sendiri.


Negara berkewajiban memberikan jaminan kepada perempuan untuk menjadi warga bangsa yang merdeka. Negara harus menjamin perempuan aman dari bahaya diskriminasi, eksploitasi, marginalisasi, dan ancaman dari segala tindak kekerasan.


Sehingga ia mampu mewujudkan kedaulatannya untuk meraih kesempatan dalam mengembangkan kepribadiannya menjadi manusia merdeka seutuhnya secara hakiki. 


Harapan itu terkadang semakin terasa jauh saat kita masih menyaksikan pemandangan di sekitar kita yang masih mempertontonkan perempuan-perempuan yang diperlakukan tak manusiawi.


Mereka mendapatkan ancaman di rumah, di tempat kerja, di masyarakat, di dalam negari, dan di luar negeri. Suaranya dibungkam dan tak dihargai.


Tubuhnya dilecehkan dan dituduh sumber fitnah. Kecerdesan dan perannya dinafikan, keberadaannya seringkali dilenyapkan dari sejarah kemanusiaan. Anehnya, itu semua masih terjadi di tengah negeri kita yang sudah merdeka.


Dan yang melakukan pun orang yang mengaku dirinya sudah merdeka. Inilah paradoks kemerdekaan yang masih kita hadapi.  


Ketika perempuan menuntut kemerdekaannya, justru dianggap sebagai ancaman. Sehingga mereka harus menanggung stigma dan tuduhan-tuduhan yang tak beralasan.


Perempuan yang memiliki keberanian untuk menuntut kemerdekaannya dianggap telah keluar dari kodratnya sebagai perempuan. Karena kodrat perempuan masih dimaknai sebagai sikap ketundukan dan ketaatan penuh tanpa terkecuali.


Kekhawatiran itu sejatinya tidak perlu terjadi, jika kita memahami hakikat kemerdekaan. Jika kemerdekaan kita maknai sebagai kedaulatan, maka sesungguhnya setiap insan, baik laki-laki maupuan perempuan, memiliki hak yang sama untuk berdaulat.


Masing-masing dari kedaulatan mereka tak perlu merasa menjadi ancaman atas yang lain. Karena sesungguhnya kedaulatan bukanlah kebebasan tanpa batas.


Manusia merdeka bukanlah manusia yang hanya menuntut kedaulatan atas dirinya tanpa memperhatikan hak kedaulatan orang lain. Sikap demikian itu bukanlah sikap orang yang merdeka. Sebaliknya itu merupakan sikap penjajahan. 


Menjadi perempuan merdeka bukan berarti harus melakukan segala hal di luar atau pun melupakan peran laki-laki. Karena sejatinya tak ada yang lebih baik maupun lebih buruk di antara mereka. Keduanya ada untuk saling melengkapi.


Perempuan yang merdeka adalah perempuan yang mampu menggali potensi diri dan berusaha meraihnya dengan sebaik-baiknya. Percayalah pada kemampuan diri sendiri.


Jadilah perempuan yang berani memegang prinsip pribadi dan mempertanggungjawabkannya dengan hati-hati, tanpa mengesampingkan pendapat dan nasehat orang lain yang berhati nurani. 


Salam Merdeka!

Previous Post Next Post