Coba-coba Berjualan Kerupuk, Rety Untung Ratusan Ribu Perhari

kali dibaca

EdukratifNews/Inspirasi - Berawal dari coba-coba berjualan kerupuk petis, Rety memperoleh keuntungan ratusan ribu setiap harinya. Dari hanya memproduksi 5 bungkus setiap hari, kini Rety dapat memproduksi kerupuk petis hingga 100 bungkus setiap harinya dengan keuntungan ratusan ribu Minggu (12/11).


Kerupuk adalah makanan ringan yang tak asing bagi masyarakat Indonesia. Berbahan dasar dari tepung tapioka ini, kerupuk menjadi primadona bagi masyarakat untuk melengkapi sajian makanan. Di Desa Kalitengah RT.02 RW.03 Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak, ia memiliki usaha rumahan yang memproduksi kerupuk petis. Usaha kerupuk petis rumahan yang dijalankan sejak 5 tahun silam oleh Retyningsing ini pernah mengalami pasang surut.


“Dulu saya hanya mencoba jual 5 bungkus saja di warung samping rumah saya mbak, karena banyak yang suka, kemudian berani menjual 10 bungkus dan terus bertahap hingga saat ini bisa menjual lebih dari 100 bungkus perhari,” tutur Rety.


Wanita yang telah di karuniai dua anak itu mengatakan waktu awal ia hanya sebagai seorang ibu rumah tangga saja yang hanya mengandalkan uang dari suaminya. Kemudian tahun 2017 ia mencoba berjualan kerupuk petis seperti ibunya yang bertempat tinggal di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Karena di desa tempat ia tinggal belum ada yang berjualan kerupuk petis akhirnya ia memutuskan untuk mencoba berjualan.


“Saya dulu pernah bekerja jadi TKW di Sangapura, kemudian saya memutuskan jadi ibu rumah tangga saja mbak. Tapi semakin lama bosen juga mbak jadi ibu rumah tangga dan tidak punya penghasilan sendiri, akhirnya di tahun 2017 saya mencoba berjualan kerupuk petis seperti ibu saya di Kendal. Dan alhamdulillah warga sekitar rumah saya banyak yang menyukai kerupuk petis dan saya sering juga mendapatkan banyak pesanan,” ujarnya.


Selain kerupuk petis, Rety juga menjual opak dan jenis kerupuk lainnya untuk menambah penghasilan ketika harga kerupuk petis sedang mahal atau sedang langka. Sehingga dengan adanya itu dapat menutup kerugian bahkan dapat menjadi peluang keuntungan yang lebih banyak.


Untuk menjalankan usaha ini Rety membutuhkan 2 orang pekerja yang bertugas untuk menggoreng dan membungkus kerupuk, sedangkan untuk pendistribusian Rety langsung menyetorkan ke warung-warung. Untuk harga setiap bungkusnya di bandrol Rp.10.000.


“Sebelum kerupuk digoreng harus di jemur dulu hingga benar-benar kering, setelah itu kami tiriskan sampai tidak ada minyak goreng yang menempel. Kemudian untuk pendistribusiannya saya sendiri yang langsung terjun lapangan dan untuk lebih memperkenalkan kerupuk petis di desa saya,” pangkasnya.


Kontributor: Taurina Widya Wulandari/1804046067/KKN RDR 77 UIN WALISONGO
Tim redaksi: Edukratif News



Previous Post Next Post