Kesehatan di Tatanan Pesantren pada Masa Pandemi

kali dibaca

Oleh: Fatimatul Zahroh

 

Pondok pesantren adalah lembaga tertua yang ada di Indonesia. Pondok pesantren adalah tempat untuk menuntut ilmu keagamaan yang mengajarkan, mengembangkan, menyebarluaskan ajaran agama islam. 


Pesantren juga memiliki sudut pandang, cara pandang sendiri dalam melakukan kegiatan. Bahwa semua kegiatan yang dilakukan melalaui sudut pandang dan cara pandang agama. Cara pandang ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara masyarakat di pesantren dan diluar pesantren termasuk dalam menjaga kesehatan. 


Kesehatan adalah salah satu anugerah yang diberikan Allah SWT dalam kehidupan. Kesehatan harus dijaga oleh semua orang baik dari kita sendiri atau dari masyarakat. Kesehatan perlu ditingkatkan dan di perhatikan lebih baik lagi. Karena kesehatan bukan merupakan hal sepele, kesehatan menjadi tanggung jawab berbagai belah pihak termasuk pesantren.


Pola sehat yang ada di pesantren harus lebih diperhatikan lagi karena masalah yang sangat jarang di hadapi di pesantren adalah tentang kesehatan santri terhadap penyakit. Masalah kesehatan pesantren sering di nomer duakan baik dari warga, santri atau dari pesantren itu sendiri.


Tidak terjaminnya kebersihan di pesantren dikarenakan sebagian santri yang belum sadar akan kebersihan seperti jarang mandi bahkan ada yang mandi jarang pakai sabun, baju pakai seminggu baru dicuci, seragam santri yang terlalu tebal belum lagi budaya “barang satu milik semua” satu sabun mandi untuk bersama, satu baju dibuat gantian adalah tradisi  mendarah daging dilingkungan santri.


Respon santri terhadap kesehatan masih kurang di pandang  dari sudut pandang medis modern, karena pesantren mempunya cara yang berbeda dalam menangani kesehatan tersebut. Hal ini bisa dilihat dari 3 cara yang mereka lakukan yaitu yang pertama, dalam menangani kesehatan santri masih mempertahankan diri dari penyakit dengan cara yang sederhana.


Yang kedua, dalam memanfaatkan sistem kesehatannya santri terpaku pada sistem  mereka sendiri. Ke tiga, perilaku lingkungan pesantren dipengaruhi oleh struktur dan nilai-nilai religi yang ada di pesantren. 


Munculnya covid-19 yang juga melanda pesantren, menjadikan pesantren harus lebih siaga dan selalu memberikan benteng pertahanan. Bagaimanapun kondisinya harus di hadapi dan disikapi dengan bijak dan berlandasan akal sehat.


Pola pikir dan pola hidup yang dijalani santri sebisa mungkin harus dirubah. Pada kondisi ini santri harus melek akan pola kehidupan yang bersih dan menjaga kesehatan. Meski itu berat, tetapi santri sejati yang telah memegang nilai-nilai pesantren tentu kuat menghadapi semua itu.


Nilai-nilai yang dipegang santri dalam dasar hidupnya adalah benteng kokoh dalam menghadapi berbagai persoalan tak terkecuali yaitu corona virus. Sejak masuk dalam dunia pesantren santri sudah dihadapkan dengan kehidupan baru, lingkungan baru, teman baru, tidur berdesak-desakan, bahkan ada yang terkena penyakit gudig.


Santri juga dihadapkan dengan aturan baru yang penuh dengan kedisiplinan. Maka untuk sekedar menyesuaikan diri dengan kehidupan new normal di masa pandemi tentu tidak lah sulit bagi santri. 


Kemampuan beradaptasi dan ketahanan mental pada saat pertama kali masuk di dunia pondok pesantren bisa di terapkan di masa pandemi ini. tradisi yang mendarah daging “barang satu milik semua“ seperti memakai sabun bersama, mandi jarang, baju gantian, harus di hilangkan selama masa pandemi.


Pada pandemi ini kesadaran yang bisa dilakukan oleh para santri adalah menjaga kesehatan yang dimulai dari diri sendiri lalu bisa mengingatkan kepada orang lain agar sama-sama berjuang.  Santri dimana pun berada harus bisa melawan kebiasaan-kebiasaan tak sehat yang sebelumnya dilakukan.  


Jauh lebih baik jika santri bisa menularkan semangat jihad kesehatan dan mengedukasi masyarakat agar lebih menjaga kesehatan. Santri harus bisa menjadi tauladan bagi masyarakat dan harus bisa berjuang menjajah corona. Sudah saatnya kita menghilangkan stigma masyarakat dan image miring mengenai bahwa santri itu jorok dan kumuh. Stigma-stigma tersebut harus dibuang jauh-jauh. Karena itulah salah satu jihad kesehatan untuk melawan virus corona. 


Referensi:

Adam Ramdan, Aulia. 2013, Pola Penyakit Santri di Pondok Pesantren Moderen Assalamah ,Solidarity : Jurnal of Education, Society and Culture, Vol, 2. No, 1

Nur, Rif’ah Erwin. 2019, Pemberdayaan Pusat Kesehatan Pesantren (POSKESTREN) Untuk Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Warta Pengabdian, Vol.13, No, 3

Rizka Zuhriya, Ihromatuz. 2015, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Santri di Pondok Pesantren Mamba’us Syafa’atil Qur’an (Clean Healthy Behavior of Santri in Pondok Pesantren Mamba’us Syafa’atil Qur’an), Vol, 2. No, 3


Tim redaksi: Edukratif News



Previous Post Next Post