Asupan Serat pada Buah Beri, Kacang-Kacangan dan Sayuran terhadap Risiko Sindrom Metabolic

kali dibaca


Oleh:
Rayhan Nail Laden (2007026035), Rona Nurfiana (2007026036), Maylin (2007026037) , Salwa Qotrunnada (2007026038).


Edukraifnes.com/Artikel - Rata-rata konsumsi serat pangan penduduk Indonesia adalah 10,5 g perhari. Angka ini merupakan bahwa penduduk Indonesia baru memenuhi sekitar sepertiga dari angka kecukupan gizi serat pangan masyarakat Indonesia menurut Permenkes RI No 28 Tahun 2019, yaitu 30 – 37 g/hari untuk laki-laki dewasa dan 29 – 32 g/hari untuk perempuan dewasa (Kemenkes RI, 2019).


 Serat merupakan salah satu komponen penting makanan yang sebaiknya ada dalam susunan menu sehari-hari. Serat diketahui mempunyai banyak manfaat bagi tubuh terutama dalam mencegah penyakit, meskipun komponennya belum dimasukkan sebagai zat gizi. Serat berasal dari bahan makanan nabati seperti sayur-sayuran, buah-buahan, serelia, dan kacang-kacangan.


Kandungan serat dalam makanan bervariasi antara satu sumber dengan sumber lainnya. Asupan serat makanan memberikan banyak keuntungan bagi kesehatan. Asupan serat makanan dapat mengurangi risiko untuk terjadinya berbagai penyakit seperti penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi, diabetes dan obesitas. Konsumsi makanan yang tinggi serat dapat menurunkan  risiko penyakit jantung koroner dan kanker karena dalam makanan yang tinggi serat juga memperkaya antioksidan dalam tubuh yang dapat menangkal radikal bebas.


Buah-buahan dan sayur-sayuran merupakan sumber karbohidrat penting dan juga mengandung berbagai komponen yang berpotensi melindungi jantung, termasuk serat makanan, folat, kalium, flavonoid dan vitamin antioksidan.


Dalam studi kesehatan Dokter, Liu dkk. (2001) melaporkan hubungan terbalik antara sayuran kaya karotenoid dan risiko penyakit jantung kroner dan data Finlandia menunjukan bahwa makanan kaya flavonoid misalnya buah beri.


Buah beri termasuk buah beri segar dan beku, dihancurkan lingonberry, dan selai lingonberry. Selai dan selai jeruk termasuk semua selai dan selai buah beri dan buah lainnya. Selai Lingonberry dimasukkan ke dalam buah beri segar dan beku karena, pada saat baseline studi, sering dibuat sendiri dan lebih bergizi daripada selai lainnya. Buah dan beri jus termasuk semua jus yang berasal dari buah dan berry. 


Mengkonsumsi berry seperti blackberry, blueberry, raspberry, cranberry, strawberry, dan anggur, mengandung antioksidan tinggi alami dan rendah energi namun tinggi serat. Yang mana dapat menjadi penangkal radikal bebas. Mengkonsumsi berry dihubungkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular dan kanker, peningkatan sistem imun dan penurunan risiko infeksi saluran kemih. Mengkonsumsi sayuran dan buah buahan dapat menurunkan serum lipid karena penurunan asupan lemak jenuh serta peningkatan asupan serat dan protein nabati (Riitta Freese, et all)


Serat yang disediakan kacang dapat mengikat konstituen makanan seperti asam lemak, mengurangi efisiensi penyerapannya. Serat juga dapat mengubah pengosongan lambung dan waktu transit gastrointestinal dan sekresi hormon usus, dengan implikasi untuk nafsu makan dan asupan energi. 


Selain itu, dinding sel dapat berfungsi sebagai sumber serat yang dapat difermentasi di usus besar, yang memengaruhi keseimbangan energi dan kesehatan usus. Karena proses dinamis ini akan sangat menentukan dampak nutrisi dari konsumsi kacang.


Kacang-kacangan seperti almond, kacang mete, hazelnut, pistachio, pecan, kacang kenari, dan kacang tanah banyak mengandung triptofan, arginin, lisin , vitamin, mineral, serat, dan senyawa neuroprotektif seperti melatonin dan polifenol. Umumnya, studi epidemiologi menunjukkan bahwa memasukkan kacang ke dalam makanan secara teratur tidak membahayakan, dan dapat membantu, pemeliharaan berat badan.


Karena keseimbangan energi adalah penentu utama dari berat badan, tidak mengherankan, studi makan terkontrol menggunakan almond, walnut, pecan, dan kacang macadamia semuanya menunjukkan bahwa konsumsi kacang tidak menyebabkan perubahan berat badan ketika asupan energi terus disesuaikan. Kacang-kacangan dianjurkan untuk dikonsusmsi dalam sehari-hari karena dapat menurunkan risiko penyakit arteri koroner, hipertensi, batu empedu, diabetes, kanker, sindrom metabolik obesitas dan perlindungan terhadap penuaan dini.


Kandungan di dalam kacang juga dapat bermanfaat bagi kognitif dan kesehatan otak. Sehingga mengkonsumsi kacang secara rutin dapat dijadikan laternatif pengobatan penyakit neurodegeratif dan penuaan disfungsi otak. 

Daftar Pustaka

Freese,Riitta, et all. 2002. High intakes of vegetables, berries, and apples combined with a high intake of linoleic or oleic acid only slightly affect markers of lipid peroxidation and lipoprotein metabolism in healthy subjects. Volume 76, Issue 5, The American Journal of Clinical Nutrition,

Pribis, Peter, et all. 2014. Cognition: the new frontier for nuts and berries. America Journal Clinical Nutrition 100(suppl):347S–52S. Printed in USA. American Society for Nutrition. 


Mursu, jaakko, et all 2014. Intake of fruit, berries, and vegetables and risk of type 2 diabetes in Finnish men: the Kuopio Ischaemic Heart Disease Risk Factor Study. America Journal Clinical Nutrition  2014;99:328–33. Printed in USA. American Society for Nutrition


Sze Yen Tan, Jaapna Dhillon, and Richard D Mattes. 2014. A review of the effects of nuts on appetite, food intake, metabolism, and body weight. USA. American Society for Nutrition


Versi PDF







Previous Post Next Post