Seni Bertahan Hubner, Ujung-ujungnya Kembali dengan Tiga Bek Sejajar

kali dibaca

Kusnaeni (Bung Kus) selepas laga Timnas menghadapi Australia pada Kamis (20/3) menyoroti cara bermain anak asuh Patrik Kluivert. Menurut pengamatan Bung Kus, hasil kekalahan yang sangat telak dari Australia di Allianz Stadium, Sydney, merupakan cerminan murni dari karakter bermain Timnas Indonesia. Skuad Garuda dinilai lebih cocok bermain bertahan ketimbang bermain terbuka dan ofensif khas total futbol.

Hal tersebut tentu saja menjadi salah satu penyebab kenapa Shin Tae-yong selama menukangi Timnas Indonesia cenderung menggunakan skema permainan yang konservatif. Apalagi ketika bertemu tim-tim kuat, garis pertahanan Skuad Garuda rata-rata selalu berada di belakang garis tengah lapangan. Bertahan sekuat tenaga kemudian menyerang secepat-cepatnya ketika berhasil menguasai bola.


Ledakan Justin Hubner pada Laga Kontra Bahrain


Melihat Justin Hubner saat bermain mengingatkan pada seni bertahan Giorgio Chiellini. Penuh emosi, lihai menggunakan kaki kiri, dan tahu saat-saat yang tepat untuk menekel bola. Persis seperti Chiellini, Hubner memang cocok digunakan dalam skema tiga bek sejajar, sistem pertahanan gerendel sebagai penguasa penuh di sisi kiri pertahanan.


Lalu kenapa Hubner minim menit bermain bersama Cerezo Osaka? Masalahnya di Cerezo, Akio Kogiku tipe penyuka stabilitas klasik dengan formasi 4-2-2 dobel 6. Satu bek secara penuh fokus untuk mengamankan lini pertahanan sedangkan satunya lagi berfokus menjadi pembagi bola.


Hal ini membuat Hubner jarang mendapat menit bermain, terlebih dengan usia yang masih sangat hijau sebagai seorang profesional. Selama bermain bagi Cerezo, beberapa kali Hubner terpaksa menjadi bek pembagi bola. Sementara cara bermain tersebut bukan spesialisasi Hubner meskipun dia juga punya kemampuan bola jauh yang cukup akurat. 


Hal ini sempat disadari Akio. Sehingga ketika Hubner bermain, tak jarang dia mengubah skema menjadi 3-4-3 dobel 6 di tengah laga. Kemarin skema Akio digunakan sejak awal oleh Kluivert melalui masukan Pastoor. Hasilnya pertahanan Timnas Indonesia sangat solid sehingga membuat Bahrain frustrasi.


Pada akhirnya, ternyata semua kembali kepada apa yang telah lama dilakukan Shin Tae-yong dengan skema tiga bek sejajar. Ada baiknya andai nanti Kluivert gagal membawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026, pelatih dari Italia dapat menjadi bahan pertimbangan. Sebab Timnas kita punya persediaan melimpah di lini pertahanan dengan bakat dan kualitas yang luar biasa.



Penulis : Resza Mustafa

Tulis Komentar

Previous Post Next Post